MUTASI VS FRUSTASI
Mutasi,
satu kata dilingkunagn kerja birokrasi yang mebuat sebagaian orang ketakutan.
Mutasi diidentifikasikan dengan hukuman. Pelengseran jabatan sekaligus
penurunan gengsi dan pendapatan. Sehingga mutasi kerap dijadikan senjata oleh
mereka yang mempunyai kekuasaan untuk melanggengkan atau membuat strategi baru
untuk mencapai tujuan.
Meski
sebenarnya mutasi adalah retorika kehidupan, perputaran nasib, penyegaran atau
apapun upaya untuk mempercepat dan memperudah dalam menjalankan suatu program. Sehingga
wajar para top manajer melakukan perubahan atau mutasi. Terlepas dari LIKE
atau DISLIKE, mutasi perlu dilakukan agar ada semangat bersaing sehat. Jika
tidak dilakukan mutasi bisa akan jadi stagnisasi dan pembekuan ide. Hanya saja
karena sifat manusia yang berbeda, mutasi dianggap sebagai pelecehan pribadi
yang menurunkan kehormatan. Kehormatan yang mana..????
Akibatnya
bisa ditebak mereka tidak siap dimutasi, begitu kena mutasi langsung
mencak-mencak. Masih untung dilampiaskan hanya dengan kata-kata, tetapi
jika kontrol emosinya tidak bisa ditahan orang yang kena mutasi bisa frustasi,
depresi malah bisa juga kena serangan tekanan darah tinggi, stroke dan mati.
Tidak jarang mereka yang tidak terima mengungkit-ngungkit malasah melampiaskan
dendam. Yang payah lagi menyebar fitnah
seputar mutasinya dan berusaha menjatuhkan siapapun dengan segala cara. Balas
dendamnya bisa membabi buta dan gelap mata. Tidak lagi memandang permasalahan
dengan jernih, sepertinya lupa dengan dirinya sendiri bahwa dirinya manusia.
Yang kerasukan setan, malah bisa membawa masuk penjara.
Jika
ini terjadi mutasi akan menimbulkan fenomena baru, memecahkan masalah berbuah
masalah. Mutasi berbuah frustasi. Buah yang beracun. Akankah ini kita
biarkan..???. Setiap keputusan pasti punya konsekuensi yang logis. Perlu
kekuatan mental dan sikap ksatria untuk menerima perubahan dan kekalahan. Kalau
mutasi dianggap sebagai hukuman dan ia sadar bahwa selama memegang amanah belum
bisa menjalankannya dengan baik, anggap saja ini teguran dini dari ALLAH agar
tidak terjerumus lebih dalam.
Dan
jika mutasi ini membuat seseorang menjadi korban kebijakan, anggap saja
seperti Nabi Ismail yang rela berkorban
karena Perintah ALLAH. Niscaya tuhan akan memberikan pengganti yang lebih baik.
Dan diperlukan kebesaran hati dan sikap legowo dari seseorang sebagai cermin
kedewasaan seorang pemimpin. Kelak semua kita manusia juga akan dimutasikan
oleh ALLAH dari muka bumi ini menuju Alam Akhirat.
MAU' IDHAH YG BAIK APABILA KITA FAHAM.....
Komentar
Posting Komentar